PERADABAN KUNO LEMBAH SUNGAI EUFRAT DAN TIGRIS (MESOPOTAMIA)

Guswita Putri/PIS

            Peradapan Mesopotamia berkembang di Lembah Sungai Eufrat dan Tigris. Di antara  Sungai Eufrat dan Tigris tebentuklah tanah bulan sabit yang makmur (The Fertile Crescent). Wilayah peradaban ini sekarang menjadi bagian dari Negara Irak. Istilah Mesopotamia berasal dari bahasa Yunani Yaitu mesos artinya tengah dan potamos artinya Sungai. Peradapan ini pada awalnya di bangun oleh bangsa Sumer dan Semit. Peradapan Mesopotamia hidup dari sektor pertanian dengan sistem irigasinya yang sudah tertata rapi.
Kerajaan-Kerajaan yang pernah berkuasa di Mesopotamia adalah:
1.   Kerajaan Sumeria (3500 SM)
Bangsa Sumeria mendirikan Kerajaan di dekat muara Sungai Eufrat pada tahun 3000 SM dengan ibukota di Ur. Kekuasaan tertinggi di pegang oleh seorang pendeta Raja yang di sebut Patesi. Bangsa Sumeria telah menganal huruf yang di sebut hieroglyph yang huruf nya berentuk seperti paku. Pengetahua Bangsa Sumeria telah maju, hal tersebut dapat dilihat dari hal-hal sebagai berikut:
a.    Mengenal tahun   Komariyah yaitu perhitungan tahun berdasarkan peredaran bulan yakni 1 tahun ada 354 hari.
b.   Mengenal tahun Samsiyah yaitu perhitungan tahun berdasarkan peredaran matahari tahun ada 360 hari.
c.    Membagi 1 hari=24 jam, 1 jam=60 menit, dan 1 menit=60 detik
d.   Sebuah lingkaran terbagi atas 360 derajat
2.   Kerajaan Akkadia (2300 SM )
Bangsa Akkaida termasuk rumpun bangsa Semit yang berasal dari daerah Padang Pasir. Mereka bergerak dari daerah yang terletak di sebelah Utara daerah Mesopotamia. Di bawah pimpinan Sargon, pasukan bangsa Akkaida semakin bertambah kuat dan melakukan serangan serta berhasl menduduki daeah Mesopotamia dengan mengalahkan Kerajaan Sumeria.
 Dengan kemenangan tersebut banga Akkaida tidak lagi menjadi bangsa pengembara. Mereka mulai hidup menetap di daerah Mesopotamia. Walaupun bangsa Akkaida berhasil meenangkan perang tersebut, tetapi mereka mengambil dan  meniru kebudayaan bangsa Sumeria. Bahkan mereka berintegrasi dengan penduduk yang di taklukan nya.
Bangsa Akkaida memuja banyak dewa, dan juga memiliki cerita-cerita dongeng tentang kepaklawanan, seperti cerita tentang Adopa, Etana, dan Gilgamesh.
3. Kerajaan Babylonia Lama (1850 SM )
Setelah berhasil menaklukan bangsa Akkaida, Bangsa Babylonia berkuasa di   Mesopotamia. Bangsa Babylonia ini di kenal dengan nama Amarot. Raja yang terkenal pada era Babylonia adalah Raja Hammurabi yang berhasil membangun sebuah imperium. Raja Hammurabi sangat berjasa bagi peradapan manusia setelah berhasil menyusun Undang-Undang Hammurabi. Hukum ini menegaskan hukuman yang setimpal bagi pelanggar hokum. Kepercayaan bangsa Babylonia adlah Polytheisme dengan dewa tertinggi nya beram dewa Marduk atau Shamush.
        Namun, setelah Raja Hammurabi meninggal, kerajaan Babylonia Lama yang besar dan maju itu mulai lemah akibat serangan dari bangsa Hitti dari ara Barat (1900 SM). Serangan-serangan tersebut meruntuhkan kerajaan Babylinia Lama.
4.   Kerajaan Assyria (Assur)
Raja-Raja yang pernah berkuasa di kerajaan Assyria,diantarnya Raja Sargon II, Raja Sennacherib, dan Raja Assurbanipal.
Bangsa Assyria memiliki kepercayaan yang bersifat politheisme. Dewa Assur atau dewa matahari. Bangsa Assyria telah menguasai ilmu astrologi (ilmu perbintangan) dan ilmu astronomi (ilmu tentang benda-benda angkasa).
Lambat laun Kerajaan Assyria semakin lemah. al ini diketahui oleh bangsa Chaldea yang berkembang di daerah Mesopotamia Selatan. Bangsa ini menyarag kerajaan Assyria. Pada tahun 612 M. Ibukota Niveh berhasil di kuasai sehingga mengakibatkan runtuhnya Kerajaan Asyria.
5.   Kerajaan Babylonia (baru) atau Chaldea
Setelah berhasil merebut Bangsa Assyria pada tahun 612 M. Bangsa Chaldea di bawah pimpinan Raja Nabopalasar membaungun kembali Kerajaan Babylonia atau Chaldea. Kerajaan Babylonia Baru terletak di Tepi Sungai Eufrat dengan Ibukota Babylonia. Raja-raja yang pernah berkuasa di Kerajaan Babylonia Baru diantaranya Raja Nabopalasar, Raja Nebokadnezar, Raja Nebonidas, dan Raja Belshhazzar. Kerajaan Babylonia Baru runtuh akibat serangan dari Bangsa Persia pada tahun 539 M. Kerajaan Babyloni Baru mencapai puncak kejayaan pada masa Raja Nebukadnezar.
6. Kerajaan Persia
      Kerajaan Persia terletak di Sebalah Timur Sungai Tigris dengan Ibukota nya  Persepolis. Raja Cyrus menguasai sebagain dari daerah India bagian Barat, namun dalm pertempuran melawan Bangsa Tura, Raja Cyrus terbunuh. Krmudian diganti oleh anaknya yang bernama Cambysses.Pada tahun 525 SM Canbysses berhasil menaklukan Negeri Mesir. Setelah Raja Cambysses meninggal ia di gantikan oleh Raja Darius. Pada masa itu di bangun istana megah dan indah di kota Suza. Istana di persopilis terkenal karena mempunyai tangga raksasa untuk memasuki istana tersebut. Kerajaan Persia hancur ketika mendapat serangan dari Iskandar Zulkarnaen dari Kerajaan Macedonia.
            Derah-daerah di skitar Mesopotamia didiam oleh bangsa-bangsa yang termasuk rumpun bangsa Semit. Kehidupannya besifat seminomaden. Mereka hidup dari beternak dan berdagang., namun setelah mendapat tanah-tanah yang subur, mereka hidup hidup dari hasil perania. Sekitar tahun 3000 SM, derah Mesopatamia di diami oleh Bangsa Sumeia. Orang-orang Mesopotamia lebih banyak bertempat tinggal pada kota-koya besar yang bernama Uruk (Ur). Kota-kota bangsa Sumeria menyerupai kota-koya kuno di India seperti Mohenjodaro dan Harappa.
            Peradapan Mesopotamia telah memperlihatkan keunggulan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, sejak di diami oleh bangsa Sumeria (3000 SM). Keunggulan-keunggulan tersebut adalah:
1.      Bidang arsitektur, orang Sumeria membangun kotanya menurut tata aturan kota yang terencana. Bangunan umumny terbuat dari batu bata dan anah liat. Setiap bangunan didirikan menurut model yan di namakn ziggurat.
2.      Kemampuan mengolah logam, dari pengolahan logam di hasilkan cermin, tongkat-tongkat, kapak, dan perlengkapan enjata lainnya. Mereka juga pandai membuat pakain lenan, perkakas dari tembikar dan tembaga, setra perhiasan dari emas.
3.      Bidang ilmu pengetahuan, Ashurbanipal, pemimpin Assyria, membangun perpustakaan tertua di dunia.
4.      Mesopotamia pada zaman Babylonia (baru) terkenal dengan "Taman Gantung"yang kemudia menjadi salah satu keajaiban dunia. Sutu taman yang bertingkat-tingkat dengan tanaman dan bunga sehingga jika terlihat dari bawah seperti tergantung di langit. Yang patut di kagumi adalah teknologi pompa air yang menaikkan air sungai Eufrat dari tingkat yang satu ke tinggkat lain di atasnya.
           Berkembangnya kepercayaan di Mesopotamia berawal dari kepercayaan bangsa Sumeria. Bangsa Sumeria memuja Dewa-dewa yang menguasai alam, seperti Dewa Anu (Dewa Langit), dewa Enil (Dewa Bumi) dan Dewa Ea (Dewa Air). Ketiga Dewa itu mendapat pemujaan tertinggi dari Bangsa Sumeria. Bangsa Sumeria juga menyembah Dewa Sin (Dewa Bulan), Dewa Samas (Dewa Matahari), dan Dewa Istar (Dewa Perang da Asmara).
Bangsa Sumeria juga menyembah Tammuz ((Dewa Tumbuhan) untuk memajukan pertanian. Dewa yang memiliki peranan penting dala kepercayaan Bangsa Sumeria adalah Dewa yang berhubunga dengan terciptanya dunia , yaitu Dewa Merduk. Dewa Marduk adalah lambing usaha bangsa Sumeria di dalam menciptakan daerah pertanian. Tetapi ketika Bangsa Persia menguasai daerah Mesopotamia, berembang ajaran agama Persia. Kitab suci Awesta ini merupakan firman Dewa dengan peentara nabi di turunkan kepada bangsa Persia.
           Pada masyarakat Sumeria terdapat kepercayaan, bahwa manusia setelah mati akan hilang. Hal ini dijelaskan dalam cerita Gilgamesh. Cerita itu pada hakikatnya mempunyai kesimpulan bahwa hidup abadi di dunia tidak ada. 

   Daftar Pustaka
Thamien R, Nico.2000.Sejarah 1 Untuk Kelas 1 SMU.Jakarta:Yudistira
Setiyo Purnomo, Himawan.2010.Sejarah SMA Kelas X Semester 1.Karanganyar: Cipta Pustaka

PENINGGALAN SEJARAH DAIK LINGGA

Nama :Suni Hartini/B/SR

Pada Zaman dahulu asal usul sebuah kerajaan Melayu di Lingga yang berpusat di Kota Daik sebagai Negara Kesultanan Johor-Pahang-Riau-Lingga. Sultan Mahmud Syah II (1685 – 1699) adalah Sultan Johor-Riau-Lingga-Pahang atau kemaharajaan melayu yang ke-10. Ia adalah keturunan sultan-sultan Malaka, sultan ini tidak mempunyai keturunan, untuk penggantinya dicarilah dari keturunan Datuk Bendahara Paduka Raja Tun Abdul Jalil yang diberi gelar Sultan Mahmud Syah III. Pada masa ini sultan Mahmud Syah III masih sangat muda jadi yang menjalankan pemerintahan ialah yang dipertuan muda Daeng Kamboja yang dipertuan Muda III, jadi ialah yang paling berkuasa di kemaharajaan di Melayu Lingga.  Yang menjadi Datok Bendahara pada saat itu adalah Tun Hasan, semasa ini pula hubungan pemerintahan dengan Belanda masih  lancar. Sedangkan di Riau berdatangan pedagang-pedagang dari  India. Sedangkan pedagang cina pada saat itu masih menetap di Kepulauan Nusantara dan pada saaat ini juga yang mendampingi yang dipertuan muda melaksanakan tugasnya untuk diwilayah Riau Engku Kelana Raja Haji.
Setelah yang dipertuan muda III Daeng Kamboja wafat tahun 1777 yang menggantikannya adalah Yang Dipertuan Muda IV Raja Haji. Raja Haji ini memerintah dari tahun  1777 – 1784. Sewaktu berada di bawah pemerintahannya  pecah perang antara kemaharajaan melayu dengan kompeni Belanda di Melaka.  Setelah Raja Haji wafat lahirlah sebuah perjanjian antara kemaharajaan  melayu dengan pihak kompeni Belanda. Perjanjian ini dikenal TRACTAAT AL TOOSE DURENDE GETROO WE VRIENDE  BOND GENO OT SCHAP yang ditandatangani tanggal 10 Nopember 1784.
Setelah di tinggalkan Raja Haji yang menjadi Di Pertuan Muda Riau, berikutnya adalah Raja Ali (Anak dari Daeng Kamboja). Masa jabatan dari tahun 1785-1806 ia sebagai yang dipertuan muda ke-V   ia lebih banyak berada di luar wilayah kerajaan sebab kekuasaan pada saat itu lebih banyak berada di Belanda. Lama kelamaan ia mengadakan perlawanan dan akhirnya sejak tahun 1785 menetaplah ia di Suka Dana (Kalimantan). Tahun ini juga kompeni Belanda mengangkat Recident Belanda pertama di Tanjungpinang dengan nama DAVID RUNDE pada tanggal 17 Juni 1785.
Pada tahun 1787 Sultan Mahmud Syah III memindahkan pusat kerajaannya ke Daik Lingga, ini diakibtakan  adanya tekanan dari Kompeni Belanda. Walaupun pusat kerajaan berada di Pulau Lingga, wilayah masih meliputi Johor-Pahang dimana daerah tersebut Sultan masih diwakili oleh Datuk Temenggung  untuk bagian Johor dan Singapura sedangkan Datuk Bendahara untuk daerah Pahang. Untuk tahun 1795 terjadi perkembangan politik baru di negeri Belanda, dimana kompeni Belanda harus menyerahkan beberapa daerah yang didudukinya ke Inggris.  Masa ini disebut juga sebagai masa INTEREGNUM Inggris di Riau.
Tahun 1802 yang dipertuan muda V berada dipengungsian kembali di Lingga pada masa intregnum Inggris ini berlangsung Raja Ali wafat 1795-1816 di pulau Bayan. Tahun 1806 diangkat pula Raja Jakfar menjabat kedudukan sebagai yang dipertuan Muda Riau pada tahun 1806-1813. Raja Jakfar membuat tempat pemerintahannya di kota Rentang di Pulau Penyengat. Pada tahun 1811 Sultan Mahmud III memerintahkan anaknya Tengku Husein (Tengku Long pergi ke Pahang dan menikah disana dengan puteri Tun Khoris atau adik bendahara yang bernama Tun Ali.  Semasa Tun Husin (Tengku long ) berada dipahang ayahandanya Sultan Mahmut Syah wafat di Daik Lingga tanggal 12 Januari 1812.
Setelah Sultan Mahmut syah III meninggal dicarilah calon pengantinya.  Akhirnya yang dilantik sebagai sultan pengganti yaitu Tengku Abdul Rahman yang disetujui oleh pembesar kerajaan dan dari pihak Belanda. Ini dikuatkan oleh peraturan kerajaan Lingga Riau yang berbunyi Sultan baru harus dilantik sebelum jenazah Sultan yang wafat di kebumikan.
Setelah Tengku Abdul Rahman dilantik tahun 1812 Sultan Abdul Rahman Syah menetap di Lingga. Mulailah Lingga masa itu bertambah ramai karena telah ada tambang timah disingkep. Sedangkan Raja Ja'far menetap di Penyengat ia telah menempatkan orang-orang kepercayaannya di Daik Lingga untuk mendampingi Sultan yaitu Engku Syaid Muhammad Zain Al Qudsi. Suliwatang Ibrahim, sahbandar Muhammad Encik Abdul Manan dan bagian pertahanan dan keamanan adalah Encik Kalok. Tengku Husin tinggal di Lingga, beliau menetap di penyengat.
Pada tangal 19 Agustus 1818 Wiliam Farquhan Residen Inggris dari Malaka datang ke Daik untuk bertemu dengan Sultan Abdul Rahman Muazam Syah dan memberitahukan bahwa wilayah kerajaan Lingga Riau mungkin akan diambil Belanda. Sultan Abdul Rahman Muazam Syah menjawab berita yang disampaikan Fanquhan itu, bahwa beliau tidak mempunyai wewenang untuk mengurus urusan kerajaan, hanya ia menganjurkan Fanquhan dapat menghubungi Raja Ja'far.
Sultan Mahmud Riayat Syah III pada zaman beliau memegang tampuk pemerintahan, beliau membangun istana Robat/istana kota baru dan beliau juga membangun penjara/Gail. Sedangkan Almarhum Raja Muhammad Yusuf sangat alim beliau ini adalah penganut Nak Sabandiah. Beliau adalah yang dipertuan muda ke X yang dilantik tahun 1859 oleh Sultan Sulaiman Badrul Alam Syah III. Pada zaman ini di Daik sangat berkembang dibidang agama maupun bidang ekonomi, sehingga Daik Lingga pada waktu itu menjadi pusat perdagangan dan pengetahuan. Banyak pedagang yang datang seperti cina, bugis, keling, siak, Pahang dll. Belanda sudah semakin khawatir kalau Lingga menyusun kekuatan untuk menentangnya, oleh karena itu, Belanda menempatkan asisten Residen di Tajung Buton Daik. Pada tanggal 17 September 1833 beliau mangkat dan dimakamkan di bukit Cengkeh. Sedangkan yang dipertuan muda Raja Muhammad Yusuf Al Ahmadi beristrikan Tengku Embung Fatimah Binti Sultan Mahmud Muzafarsyah yang merupakan Sultanah di Lingga. Beliau menggalakan kerajinan rakyat Lingga untuk dipasarkan keluar kerajaan Lingga. Pada zaman mereka membuka jalan Jagoh ke Dabo membuat kapal-kapal, diantara nama kapal-kapal tersebut Kapal Sri Lanjut, Gempita, Betara Bayu, Lelarum dan Sri Daik, guna untuk memperlancar perekonomian rakyat serta pada zaman beliau juga istana Damnah di bangun. Sekolah sd 001 Lingga tahun 1875 dengan guru pertama kami Sulaiman tamatan sekolah Raja di Padang. Guru ini tidak mau bekerja sama dengan Belanda, walaupun beliau diangkat oleh Belanda.
Pada zaman ini Lingga mencapai zaman keemasan, sedangkan Almarhum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah II adalah anak dari Sultan Abdul Rahman Syah. Beliau diangkat menjadi Sultan tidak disetujui oleh Indra Giri Reteh selama 25 hari dan terkenalah dengan nama pemberontakan Mauhasan. Namun Reteh tunduk kembali dengan Lingga. Sultan ini sangat memperhatikan kehidupan rakyatnya antara lain :
-       Mengajukan dan menukarkan sawah padi dengan sagu (Rumbia) yang di datangkan dari Borneo Serawak dan membuka industri sagu tahun 1890.
-       Membuka penambangan timah di Singkep dan Kolong-kolong Sultan dengan Mandor yang terkenal pada zaman itu La Abok dan kulinya orang-orang Cina Kek yang menurut ceritanya nama inilah nama Dabo Singkep.
Baginda mangkat pada tanggal 28 Fenruari 1814 dan dimakamkan di Bukit Cengkeh dengan gelar Marhum Keraton yang didalam kubah. Setelah itu Sultan Muhammad Muazam Syah (1832-1841) Sultan ini sangat gemar dengan seni ukir/Arsitektur, beliau mengambil tukang dari Semarang untuk membangun istana yang disebut Keraton atau Kedaton.
Pada zaman ini seni ukir, tenun, kerajinan, Mas dan perak sudah ada. Pusat kerajinan tenun di Kampung Mentuk, kerajinan Tembaga di kampong Tembaga. Pada zaman beliau juga Bilik 44 dibangun, namun belum sempat di bangun, namun belum sempat siap bertepatan beliau mankat dan pengantinya tidak melanjutkan pembangunan gedung tersebut.
Sultan Abdul Rahman Syah 1812-1832 adalah putra Sultan Mahmud Riayat Syah III beliau terkenal sangat alim dan giat menyebarkan agama islam serta mengemari pakaian Arab. Pada masa pemerintahan beliau, saudaranya Tengku Husin dengan bantuan Inggris dilantik menjadi raja dengan gelar Sultan Husin Syah. Maka pecahlah kerajaan besar Melayu atau emporium Melayu Johor-Riau-Lingga menjadi 2 bagian. Istana Sultan Abdul Rahman Syah terletak di Kampung Pangkalan Kenanga sebelah kanan  mudik sungai Daik.
Beliau mangkat malam senin 12 Rabiul awal 1243 Hijriahn (19 Agustus 1832) di Daik, dimakamkan di Bukit Cengkeh bergelar Marhum Bukit Cengkeh. Pada zaman beliau, Mesjid Jamik didirikan atau Mesjid Sultan Lingga, benteng-benteng pertahanan di Mepar, Bukit Cening, Kota Parit (Dibelakang Kantor Bupati Lama) serta Benteng Kuala Daik, Meriam pecah Piring dan Padam Pelita terdapat di mes Pemkab Lingga. Pada zaman beliau memerintah, beliau sering berperang melawan penjajahan Belanda bersama dengan Yang Dipertuan Muda Riau diantarnya Raja Haji Fisabilillah atau bergelar Marhum Ketapang. Beliau mangkat 18 Zulhijah 1226 Hijriah (12 Januari 1912) di Daik di belakang Mesjid dengan Bergelar Marhum Masjid.

Sultan Mahmud Riayat Syah adalah Sultan yang pertama kali di Daik Lingga. Beliau adalah Sultan Johor-Pahang-Riau-Lingga XVI yang memindahkan pusat kerajaan Melayu ke Bintan Hulu Riau ke Daik tahun 1787, dengan istrinya Raja Hamidah (Engku Putri) yang merupakan pemegang Regelia kerajaan Melayu-Riau-Lingga. Pulau penyengat Indra Sakti adalah mas kawinnya dan pulau penyegat tersebut menjadi tempat kedudukan Raja Muda bergelar Yang Dipertuan Muda Lingga yaitu dari darah keturunan Raja Melayu dan Bugis. Pada hari senin pukul 07.20 Wib tahun 1899 beliau mangkat dan dimakamkan di Makam Merah dengan Bergelar Marhum Damnah.
Selama seratus tahun Daik menjadi pusat kerajaan, tentulah terdapat berbagai peninggalan sejarah dan sebagainya. Raja-raja kerajaan Riau-Lingga yang memerintah kerajaan selama periode pusat kerajaan di Daik Lingga yaitu : Sultan Abdurakhman Syah (1812-1832), Sultan Muhammad Syah (1832-1841), Sultan Mahmud Muzafar Syah (1841-1857), Sultan Sulalman Badrul Alam Syah II (1857-1883) dan Sultan Abdurrakhman Muazzam Syah (1883-1911).
1.   Mesjid Jamik Daik
Mesjid Jamik terletak di kampung Darat, Daik Lingga, dibangun pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Riayat Syah (1761-1812) pada masa awal beliau memindahkan pusat kerajaan dari Bintan ke Lingga. Sumber tempatan menyebutkan bahwa bangunan mesjid ini dimulai sekitar tahun 1803, dimana bangunan aslinya seluruhnya terbuat dari kayu. Kemudian setelah Mesjid Penyengat selesai dibangun, maka bangunan Mesjid Jamik ini dirombak dan dibangun lagi dari beton.
Mesjid ini di dalam ruang utamanya tidaklah mempergunakan tiang penyangga kubah atau lotengnya. Pada mimbarnya terdapat tulisan yang terpahat dalam aksara Arab-Melayu (Jawi), berisi : "Muhammad SAW. Pada 1212 H hari bulan Rabiul Awal kepada hari Isnen membuat mimbar di dalam negeri Semarang Tammatulkalam." Tulisan ini memberi petunjuk, bahwa mimbar yang indah ini dibuat di Semarang, Jawa Tengah dengan memasukan motif-motif ukiran tradisional Melayu.

2.   Bekas Istana Damnah
Yang tersisa dari bangunan yang dahulunya sangat megah ini hanyalah tangga muka, tiang-tiang dari sebahagian tembok pagarnya yang seluruhnya terbuat dari beton. Sekarang puing istana ini terletak dalam hutan belantara yang disebut kampung Damnah.
Istana Damnah didirikan oleh Raja Muhammad Yusuf AI-Ahmadi, Yang Dipertuan Muda Riau X (1857-1899). Dalam tahun 1860 olehnya didirikan istana Damnah untuk kediaman Sultan Sulaiman Badrul Alam Syah II, dimana sebelumnya Sultan ini di Istana Kota Baru tak berjauhan dari pabrik sagu yang didirikannya.
3.   Gedung Bilik 44
Yang disebut gedung bilik 44 adalah pondasi gedung yang akan dibangun oleh Sultan Mahmud Muzafar Syah. Gedung ini baru dikerjakan pondasinya saja karena Sultan keburu dipecat Belanda tahun 1812. Lokasinya terletak di lereng gunung Daik.
Walaupun gedung ini belum sempat berdiri, tetapi dari pondasinya yang berjumlah 44 itu sudah dapat kita bayangkan betapa besarnya minat Sultan Mahmud untuk membangun negerinya. Di gedung ini, menurut rencana Sultan akan ditempatkan para pengrajin yang ada di kerajaan Riau-Lingga, supaya mereka dapat bekerja lebih tenang serta mengembangkan keahliannya. Namun cita-cita Sultan Mahmud terkandas oleh penjajah asing.

4.   Kubu Pertahanan
Daik sebagai pusat kerajaan Riau-Lingga tentulah memerlukan pengawalan ketat. Perairan selat Malaka yang masa silam selalu ramai dengan desingan peluru dan asap mesiu. Untuk menjaga berbagai kemungkinan dalam pertempuran, di Daik Lingga dan sekitarnya didirikan kubu-kubu yang kokoh dengan persenjataan lengkap menurut keadaan zamannya, yang terdapat di pulau Mepar, Kubu Bukit Ceneng dan Kubu Kuala Daik.
5.   Makam Bukit Cengkeh
Di Bukit Cengkeh, Daik, terdapat kompleks makam raja-raja Riau-Lingga. Bangunan ini dulunya amat indah, bentuknya segi delapan dengan kubah bergaya arsitektur Turki. Kini makam ini sudah runtuh, yang tersisa hanya sebagian dindingnya dan pagar beton kelilingnya. Di kompleks makam ini terdapat pusara : Sultan Abdurrakhman Syah (1812-1832), beberapa anggota keluarga kerajaan Riau-Lingga. Makam ini tidaklah sulit dicapai karena terletak di pinggir jalan raya, di atas Bukit Cengkeh yang indah pemandangannya.

6.   Makam Merah
Disebut makam merah karena warna cat bangunannya merah, tiangnya terbuat dari besi, pagarnya dari besi dan atapnya seng tebal. Makam ini tidak berdinding dan atapnya berbentuk segi empat melingkari makam. Makam ini letaknya tidaklah berapa jauh dari bekas istana Damnah.
Makam ini terkenal bukanlah karena bangunan makamnya, tetapi karena yang dimakamkan disini adalah Raja Muhammad Yusuf Yang Dipertuan Muda Riau X.
7.   Rumah Datuk Laksemana Daik
Bangunan tua ini terletak di kampung Bugis, berbentuk limas penuh. Rumah ini selain pernah ditempati oleh Datuk Laksemana Daik,pernah pula ditempati oleh Datuk Kaya pulau Mepar, karena beliau ini menantu Datuk Laksemana. Rumah ini masih agak baik dan ditempati oleh keluarga Datuk Laksemana dan Datuk Kaya Daik.

Di rumah ini masih tersimpan sisa-sisa benda milik Datuk Laksemana dan Datuk Kaya, seperti : beberapa jenis pakatan kebesaran Datuk Kaya dan Datuk Laksemana, benda-benda upacara adat, motifmotif tenunan, batik, ukiran-ukiran dan sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA

M.amin Yacob,2004.Sejarah Kerajaan Lingga,UNRI Press,Pekanbaru
Kasmadi dan Isma Maulana,2007.Lingga Bunda Tanah Melayu,Alaf Riau,Pekanbaru

SEJARAH PERKEMBANGAN POLITIK APARTHEID DI AFRIKA SELATAN


ARI BAGRIEL SEBASTIAN/PIS
A. PERKEMBANGAN MASALAH POLITIK APARTHEID DI AFRIKA SELATAN
Pada tahun 1910 Perang Boer kedua berakhir dan Inggris berhasil mempersatukan wilah Afrika Selatan dalam satu Uni Afrika Selatan menjadi republik denagn presidennya Hendrik Verwoed. Verwoed yang berhasil membuat kebijakan untuk memisahkan mayoritas orang kulit putih dan mayoritas kulit hitam justru malah menimbulkan diskriminasi antara keduanya. Sebelum dilaksanakan Politik Apartheid sebenarnya telah lama dilakukan hal-hal yang merupakan gejala Apartheid, antara lain :
1. Native Land Act (Undang-undang pertanahan pribumi) tahun 1913 yang melarang orang kulit hitam membeli tanah diluar daerah yang sudah disediakan bagi mereka.
2. Undang-undang Imoraitas tahun 1927 yang melarang terjadinya perkawinan campuran antara kulit putih dengan kulit hitam atau kuit berwarna lainnya.
Pengganti Verwoed adalah Pieter Botha pada tahun 1976 ia mengumumkan bahwa homeland-homeland yang dibentuk dimaksudkan untuk menjadi negara bagian yang otonom. Namun siapa pun dapat memahami dengan mudah bahwa Politik Apartheid yang mengadakan pemisah pembangunan daerah-daerah pemukiman dimaksud untuk memecah belah persatuan dan kesatuan Afrika Selatan, sekaligus mengamankan pemerintahan minoritas bangsa kulit putih di daerah itu. Orang-orang kulit hitam yang semula tidak mengerti bahwa kebijakan pemerintahannya, lambat laun mengerti bahwa tujuan sebenarnya adalah diskriminasi rasial (perbedaan warna kulit). Oleh karena itu mereka bangkit mengadakan perlawanan, tetapi pemerintaha Pieter Botha dengan kejam menumpas setiap perlawanan yang terjadi. Banyak tokoh-tokoh kulit hitam yang dijebloskan dalam penjara, seperti tokoh kharismatik Nelson Mandela yang terpaksa mendekam dalam penjara selama 27 tahun. Selain perlawanan bersenjata, usaha-usaha mengakhiri Politik Apartheid juga dilakukan melalui perjuangan politik. Partai-partai yang terkenal antara lain Partai Konggres (ANC) pimpinan Nelson Mandela dan Inkatha Freedom Party pimpinan Mongosuthu Buthulesi. Salah seorang tokoh pergerakan Afrika Selatan yang juga sangat terkenal adalah Uskup Agung Desmon tutu.
Perjuangan rakyat Afrika Selatan yang tidak mengenal lelah akhir membawa hasil. Timbulnya gejala-gejala ras diskriminasi orang-orang Belanda dari kaum kristen Kalvanis yang pertama datang ke Afrika Selatan telah memandang penduduk pribumi kulit hitam dengan pandangan yang rendah. Penduduk pribumi dianggap sebagai bangsa yang biadab, primitif dan dianggap sebagai keturunan putra-putra Ham (anak kedua Nabi Nuh) yang dikutuk oleh Tuhan untuk jadi budak. Pandangan itu yang menyebabkan terjadinya perbudakan atas bangsa kuit hitam oleh penduduk kulit putih.
Perbudakan di Afrika Selatan mengikuti usaha cari keuntungan yang besar dengan dibukanya tambang-tambang intan dan emas. Dengan berlakunya sistem perbudakan, maka memudahkan diperoleh pekerja-pekerja yang amat murah. Tempat tinggal mereka tidak boleh berbaur dengan tempat kulit putih.Daerah untuk kulit hitam disediakan khusus yang jauh terpisah dan berpagar rapat. Untuk keluar masuk pemukiman diwajibkan mempunyai surat pas. Dengan system itu, maka penguasaan atas persediaan tenaga kerja akan terjamin.
Sampai pada abad ke-19 pemukiman kulit hitam masih bercampur dengan daerah kulit putih, tapi pada permulaan abad ke-20 mereka digiring ke daerah pinggiran. Penduduk peranakan dan keturunan India juga termasuk bangsa yang diusir dari kota.Sebuah perkampungan kulit hitam yang besar ialah perkampungan Soweto di sekitar Johannesrburg. Sejauh mata memandang yang tampak hanya kompleks pemukiman yang amat luas dengan rumah-rumah primitif yang kotor. Demikian pandang Kennedy, senator Amerika Serikat yang mengunjungi Afrika Selatan. Rumah-rumah itu tidak disediakan pemerintahan dengan cuma-cuma, tetapi ditarik sewa yang amat tinggi, sementara upah para buruh amat rendah.
Pada tahun 1913 penguasa kulit putih mengeluarkan undang-undang pertanahan pribumi (Native Land Act) yang melarang kulit hitam membeli tanah di luar daerah yang telah disediakan untuk mereka. Pada tahun 1927 dikeluarkan kembali undang-undang Imoralitas yang melarang hubungan seks antara kulit putih dan kulit hitam. Perkawinan campuran antara kulit putih dan kulit hitam dan kulit berwarna lainnya dilarang keras.
Politik Apartheid dirancang oleh Hendrik Verwoed. Apartheid menurut bahasa resmi Afrika Selatan adalah Aparte Ontwikkeling artinya perkembangan yang terpisah.
Memperhatikan makna dari arti Apartheid itu kedengarannya baik yaitu tiap golongan masyarakat, baik golongan kulit putih maupun golongan kulit hitam harus sama-sama berkembang. Tapi perkembangan itu didasarkan pada tingkatan sosial dalam masyarakat yang pada prakteknya menjurus pada pemisahan warna kulit dan terjadinya penistaan dari kaum penguasa kulit putih terhadap rakyat kulit hitam
Verwoed menyusun rencana pembentukan homeland, yang disebut juga Batustan. Homeland dilaksanakan dengan diadakannya pembagian kembali Afrika Selatan berdasarkan wilayah kesukuan. Tiap orang kulit hitam Afrika Selatan diharuskan menjadi warga negara salah satu homeland atas dasar tempat lahirnya. Untuk memantapkan proyek homeland dikeluarkan bantuan biaya untuk perangsang termasuk perangsang untuk pemasukan modal dari luar untuk homeland. Kemajuan-kemajuan kecil tampak dari proyek itu. Perkembangan Politik Apartheid di Afrika Selatan, Partai Nasional memenangkan pemilihan umum dengan program Politik Apartheid. Kontak antara ras yang dapat membahayakan kemurnian ras dibatasi
Segregasi atau pemisahan dan perkembangan terpisah tidak hanya berlaku untuk golongan rasial yang penting, tetapi juga untuk kelompok-kelompok yang lebih kecil.Kemenangan Partai Nasional bukan suatu kebetulan, melainkan merupakan hasil situasi Afrika Selatan itu sendiri. Setelah berkuasa, Partai Nasional bergerak secara sistematis untuk memperkuat kedudukannya dalam parlemen dan memperluas kedudukannya di luar parlemen. Dalam rangka hak-hak politik golongan kulit hitam, golongan kulit berwarna Asia yang telah terbatas dikurangi dan lambat laun dihapus. Di antara hak-hak itu adalah sebagai berikut :
1. Pada tahun 1951 dikeluarkan Bantu Autchoritis Act yang menghapuskan DPR Pribumi dan sebagai gantinya ditetapkan pemerintahan suku.
2. Orang kulit hitam tidak boleh tinggal di daerah perkotaan kulit putih lebih dari 72 jam.
3. Pada tahun 1945 dikeluarkan Native Land Act yang melarang orang kuit hitam memiliki atau membeli tanah di daerah perkotaan.
4. Segregasi pendidikan dilaksanakan dengan Bantu Education Act pada tahun 1953
Dia antara proyek Bantustan yang dianggap berhasil di Afrika Selatan adalah pemberian kemerdekaan kepada Transkei pada tanggal 26 Oktober 1976. Kemerdekaan ini disambut baik oleh rakyat dan pemerintah Transkei, tetapi mendapat tanggapan negatif dari negara-negara lain, termasuk Amerika Serikat dan Inggris.
B. PERGERAKAN POLITIK AFRIKA SELATAN DALAM MENENTANG POLITIK APARTHEID
Setelah partai nasional berkuasa di Afrika Selatan secara sistematis dilembagakan dan dituangkan dalam undang-undang sehingga orang kulit putih menguasai rakyat pribumi dan secara berangsur-angsur merampok dan mengurangi hak-haknya. Orang kulit hitam menolak klaim kulit putih bahwa secara kodrat orang kulit putih memiliki keunggulan dan hak untuk memimpin. Dengan adanya orang-orang kulit hitam menerima pendidikan Barat maka mereka mulai mengambil langkah-langkah membentuk gerakan politik. South Afrika Native National Conference dan APO mengirimkan delegasinya ke London untuk mengajukan protes, tetapi gagal. Sebagai reaksi, lahirlah South African National (SANC) pada tahun 1912 kemudian namanya diubah menjadi ANC (African National Congress). Sasarannya terbatas pada usaha agar golongan elit Afrika Selatan diterima secara sosial dan politik dalam masyarakat yang dikuasai oleh orang kulit putih. Perjuangan mereka untuk mencapai sasaran adalah lewat jalan konsititional.
Perjuangan ANC berubah setelah pemerintah Afrika Selatan mengeluarkan National Land Act yang isinya :"orang kulit hitam dilarang membeli tanah atau hidup di wilayah orang kulit putih sebagai penyewa atau penggarap bagi hasil". Pada tahun 1919 – 1920, ANC melancarkan kampanye menentang peraturan-peraturan kewajiban orang kulit hitam membawa pas. ANC mengalami kemunduran setelah pemerintah Afrika Selatan mengambil tindakan keras dan tegas. Untuk sementara peranannya diambil alih oleh ICU (Industrial and Commercial Union) yang didirikan pada tahun 1919. ANC memperluas keanggotaannya dan akhirnya berkembang menjadi organisasi massa.
Pada tahun 1952, orang kulit hitam, kulit berwarna serta sejumlah orang kulit putih melancarkan suatu perlawanan pasif. Situasi seperti ini terjadi pada tahun 1970 dan kejadian serupa sering terjadi dalam perjuangan tanpa kekerasan yang dilakukan oleh ANC. Pada tahun 1955, kelompok-kelompok yang menentang Politik Apartheid mengadakan pertemuan di Capetown untuk menggariskan dasar-dasar bagi Afrika Selatan yang demokratis dan non rasial. Pada tahun 1956 sebanyak 156 orang pemimpin ditangkap karena dituduh berkomplot akan menggulingkan pemerintah. Proses ini terjadi berlarut-larut hingga akhirnya mereka dibebaskan pada tahun 1961. Sementara ANC kehilangan pemimpin-pemimpinnya, sejumlah anggotanya memisahkan dan mendirikan Pan Africanist Congres (PAC). Pada tahun 1960 PAC melancarkan kampanye anti kebijakan pemerintah. Dalam peristiwa itu tewas 69 orang di tembak oleh polisi di Sharpeville. Gerakan PAC dan ANC akhirnya dilarang setelah peristiwa itu.
Pembantaian di Sharpeville dan adanya larangan organisasi-organisasi politik di kalangan orang kulit hitam merupakan titik balik dalam sejarah pembebasan Afrika Selatan. Akhirnya diputuskan bahwa dengan jalan damai tidak bisa maka ditempuh jalan kekerasan. Pada tahun 1961 – 1962, aktivis orang kulit hitam mendirikan organisasi Umkhonto We Sizwe dan Poso dengan mengadakan sabotase terhadap milik orang kulit putih. Menjelang akhir tahun 1973, pemimpin-pemimpin Bantustan mengadakan pertemuan untuk membentuk federasi negri-negri bantu dan mengutuk diskriminasi rasial di Afrika Selatan.
Pada tahun 1974, para pemuka federasi mengadakan pertemuan dengan PM Vorster. Pada pertemuan itu, PM Vorster maupun federasi akan meminta tambahan wilayah bagi negara Bantu. PM Vorster menolak usulan agar diselenggarakan suatu konvensi multirasial guna menyusun suatu konstitusi baru dan dia tidak akan mengikutsertakan orang kulit hitam dalam kekuasaan negara. Tekanan-tekanan semakin meningkat sejak bulan Juni 1976 ketika ±10.000 pelajar melancarkan demonstrasi protes di Soweto yang berkembang menjadi huru hara di kota-kota orang kulit hitam dekat Johanessburg dan Pretoria. Ratusan orang tewas dan lebih seribu orang mengalami luka-luka. Terbunuhnya Steve Biko pimpinan Black Consciousness dalam tahanan merupakan puncak tekanan pemerintahan Afrika Selatan.
Pada tanggal 1 April 1960 Dewan Keamanan PBB (DK) berseru kepada Afrika Selatan agar mengambil tindakan untuk mewujudkan harmoni rasialatas dasar persamaan dan melepaskan kebijaksanaan-kebijaksanaan Apartheid dan diskriminasi rasial. Pada tanggal 7 Agustus 1963 DK mengulangi seruannya sambil menghimbau kepada semua negara agar menghentikan penjualan senjata dan perlengkapan militer kepada Afrika Selatan. Pada tanggal 4 Desember 1963, DK mengutuk sikap acuh tak acuh pemerintah Afrika Selatan dan mengulangi kembali seruannya kepada semua Negara agar menggunakan embargo senjata
Sehubungan dengan banyaknya jatuhnya korban ketikan pasukan afrika selatan melaapskan tembakan terhadap demonstran yang menentang diskriminasi sosial (16 Juni 1976) pada tanggal 14 juni 1976 DK mengutuk keras pemerintahan afrika selatan. Mereka mengatakan bahwa Apertheid adalah suatu kejahatan mengganggu kedamaiaan dan keamanan internasional. Serta
Mengakui sah nya perjuangan rakyat Afrika Selatan dalam melenyapkan Apertheid.
Sikap negara barat yang menjunjung tinggi persamaan hak dan kewajiban martabat semua orang tidak setuju dengan diskriminasi rasial dan Politik Apartheid di Afrika Selatan, tetapi mereka tidak dapat berbuat sesuatu karena mempunyai banyak kepentingan. Mereka hanya mendukung resolusi-resolusi anti Apartheid. Kepentingan Negara-negara barat terhadap Afrika selatan sebagai berikut:
1. Afrika Selatan merupakan salah satu sumber utama bahan mentah yang dibutuhkan oleh industry dan Negara-negara tersebut.
2. Letak geografis Afrika Selatan mempunyai arti penting bagi strategi global Negara – Negara barat , khususnya USA.
3. Afrika Selatan menguasai jalur pelayaran Tanjung Harapan yang merupak urat nasi mereka.
4. Suplay minyak dan bahan-bahan mentah vital diangkut leewat jalur tersebut.
DAFTAR PUSTAKA:
Abd Rahman Hamid dan Muhammad SH. 2012. Sejarah Afrika. Yogyakarta: Ombak.

SEJARAH ISLAM DI AFRIKA

MARLOGAM PURBA/PIS
Islam masuk ke Afrika Barat pada abad IX. Islam dibawa oleh Muslim Berber dan Tuareg yang sebagian besar merupakan pedagang. Para sufi juga berperan pada penyebaran agama Islam di daerah tersebut. Pada awal-awal masuknya Islam di kawasan sebelah barat Afrika
A.ISLAM DI GHANA
Islam masuk ke Afrika Barat, dimulai dari Ghana pada abad ke-9, karena Ghana merupakan jalur utama perdagangan bagi para pedagang muslim yang datang dari Afrika Utara melalui Mali. Dan pada abad ke-15, Islam semakin menunjukkan identitasnya di Ghana bagian utara. Mayoritas pemeluk Islam di Ghana menganut madzhab Maliki, sedangkan aliran sufi yang dianut adalah Tijaniyah dan Qadiriyah. Ahmadiyah maupun Syi'ah dianut oleh sebagian kecil pemeluk Islam di Ghana. Menurut data resmi yang dikeluarkan pemerintah Ghana maupun CIA Worldfact, pemeluk Islam di Ghana berkisar 16%, sedangkan Kristen 63% dan Animis 21%. Sedangkan Islamic population melansir bahwa penganut Islam di Ghana adalah 40%, bukan 16%, dari total penduduk Ghana sebesar 20 juta orang, mayoritas mereka berada di bagian utara Ghana, sedangkan penanut Kristen berada di bagian selatan. Angka ini lebih realistis, mengingat Islam telah menyebar di Ghana sejak abad ke-9 ketika Kerajaan Ghana kuno berkuasa di Kumbi Saleh, Ghana Utara.
Sheikh Hassan Khalid, aktivis Ghanian Islamic Daawa, membenarkan klaim, bahwa penyebaran Islam di Afrika Barat berawal dari Ghana. Sampai sekarang, banyak para kader muslim di Afrika Barat menimba ilmu ke-Islaman di Ghana, khususnya belajar mengenai tafsir al-Qur'an, Hadits maupun Hukum Islam. Hubungan Islam dan Kristen di Ghana adalah yang terbaik di Afrika Barat, karena otoritas pengendali ummat di Ghana dipegang oleh suatu badan yang disebut Muslim Representatice Council. Badan ini menangani masalah-masalah keagamaan, sosial, ekonomi dan hubungan antar agama di Ghana. Juga sebagaimana di Indonesia, badan ini juga mengatur perjalanan Haji bagi kaum muslimini Ghana yang ingin menunaikan ibadah haji ke Mekkah.
B. ISLAM DI TOGO
Islam pertama kali dikenalkan di wilayah Afrika Barat di selatan Sahara, melalui rute perdagangan garam dan emas di kawasan tersebut. Proses pengislaman yang dilakukan oleh para pedagang muslim Berber dan Tuareg yang melakukan perjalanan di sepanjang rute perdagangan Sahara. Seiring dengan berlalunya waktu para ulama islam mengajarkan islam dan membangun tempat tempat ibadah disepanjang rute perdagangan yang mereka lalui.
Para ulama tersebut turut serta dalam kafilah perdangan tersebut. Kelompok masyarakat Hausa dan Fulani, kelompok yang secara tradisional senantiasa nomaden, mengembara diseluruh kawasan Afrika Barat meninggalkan jejak dan mengajarkan Islam di daerah yang kini menjadi Negara Guyana (Guinea), Siera Leone dan Liberia. Perkiraan jumlah pemeluk Islam di Togo memang bervariasi tergantung dari sumber nya. Merujuk kepada artikel wikipedia, Islam di Afrika penganut Islam di Togo hanya 13.7% sedangkan situs CIA Factbook menyebut angka 20%, sementara sumber sumber situs Islam bahkan menyebut angka yang jauh lebih tinggi hingga mencapai 55% atau 2,513,792 jiwa dari total populasi Togo sebesar 4,570,530 jiwa berdasarkan data tahun 1998, menjadikan Islam sebagai agama mayoritas di Togo.
C. ISLAM DI MALI
Mali juga memiliki peran penting dalam penyebaran Islam ketika masih dipimpin oleh Raja Mansa Musa (1312-1337). Dia telah berhasil menularkan pengaruh Islam di Mali kepada kota besar lainnya, seperti Timbuktu, Gao, dan Djenne. Bahkan berkat dirinya, pada suatu masa, Timbuktu menjadi salah satu pusat kebudayaan yang tidak hanya berpengaruh di Afrika, tetapi juga di dunia. Mansa Musa adalah seorang Muslim yang taat. Sepanjang masa kepemimpinannya, dia telah membangun banyak masjid. Mansa Musa menjadi figur yang semakin kuat di mata rakyatnya ketika dia memutuskan untuk melakukan perjalanan haji ke Makkah. Perjalanan itu bahkan masuk dalam catatan sejarah bangsa Eropa.
Salah satu daerah yang terkenal sebagai pusat peradaban Islam di Mali pada abad ke-12 M adalah Timbuktu. Pada abad itu, Timbuktu telah menjelma sebagai salah satu kota pusat ilmu pengetahuan dan peradaban Islam yang masyhur. Di era kejayaan Islam, Timbuktu juga sempat menjadi sentra perdagangan terkemuka di dunia. Rakyat Timbuktu pun hidup sejahtera dan makmur.

Di era keemasan Islam, ilmu pengetahuan dan peradaban tumbuh sangat pesat di Timbuktu. Rakyat di wilayah itu begitu gemar membaca buku. Menurut Africanus, permintaan buku di Timbuktu sangat tinggi. Setiap orang berlomba membeli dan mengoleksi buku. Sehingga, perdagangan buku di kota itu menjanjikan keuntungan yang lebih besar dibanding bisnis lainnya.
Sejak abad ke-11 M, Timbuktu mulai menjadi pelabuhan penting—tempat beragam barang dari Afrika Barat dan Afrika Utara diperdagangkan. Pada era itu, garam merupakan produk yang amat bernilai. Di Timbuktu, garam dijual atau ditukar dengan emas. Kemakmuran kota itu menarik perhatian para sarjana berkulit hitam, pedagang kulit hitam, dan saudagar Arab dari Afrika Utara.
Saat ini, Mali diakui sebagai negara yang mayoritas penduduknya Islam dan sangat toleran kepada pemeluk agama yang lain. Bahkan, perbedaan agama di dalam satu keluarga tidak terlalu menjadi masalah di sana. Mereka juga saling menghadiri perayaan hari besar agama. Selain itu, tidak ada pembatasan peran wanita di negara tersebut. Wanita bisa dengan bebas ikut aktif dalam bidang ekonomi, sosial, ataupun politik. Namun, seperti kebanyakan negara berkembang lainnya, Islam di sana masih mendapatkan pengaruh dari kepercayaan-kepercayaan tradisional. Dari sudut pandang konstitusi, negara tersebut juga sangat menerapkan kebebasan beragama bagi warga negaranya. Pemerintah sangat menghargai kegiatan ibadah agama apa pun dan melindungi hak setiap warga negaranya untuk melakukan ibadah. Kekerasan terhadap agama lain tidak bisa ditoleransi oleh undang-undang dasar mereka..
Mali, sebuah negara Muslim yang terkurung daratan di Afrika Barat, kaya akan bangunan bersejarah. Karya-karya arsitektur Islam di negeri yang sempat menjadi pusat peradaban Islam di abad ke-12 M itu dikenal memiliki keunikan tersendiri. Salah satu karya arsitektur yang luar biasa di Mali adalah Masjid Raya Niono.
Masjid raya niono
Masjid Raya Niono terletak di titik pusat Desa Niono. Masjid itu berdiri kokoh dengan bahan dasar batu bata yang terbuat dari lumpur dan tanah liat. Masjid ini sangat mudah ditemukan karena terletak di dekat pasar Desa Niono. Beberapa pintu masuk masjid dibangun untuk mengakomodasi jamaah yang datang melalui tiga jalan besar yang melewati masjid itu.Sang desainer, Lassine Minta, hanya menggunakan pekerja setempat dan bahan-bahan seadanya ketika membangun masjid tersebut. Pada sekitar 1945 hingga 1948, Masjid Raya Niono pada mulanya hanya dibangun di atas areal seluas 119 meter persegi.
Bangunan itu berdiri dengan luasan delapan bay (tiang-tiang penyangga) dari utara ke selatan dan tiga bay dari timur ke barat. Pada bagian paling timur dibuat mihrab yang menghadap langsung ke Makkah. Pada 1955, pengelola masjid memutuskan untuk memperluas areal masjid. Mereka lalu menambahkan enam tiang penyangga lagi. Namun, pada 1969, kebutuhan untuk memperluas masjid kembali muncul. Bahkan sudah merupakan keharusan karena tuntutan kebutuhan bagi jamaah. Perluasan areal masjid itu tentunya diukur dari kebutuhan masyarakat akan tempat ibadah yang ideal. Terutama bangunan tempat ibadah yang bisa menampung kaum Muslim di daerah tersebut ketika melakukan shalat Jumat, shalat lima waktu, atau untuk melakukan perayaan di hari-hari besar.
Paling tidak, upaya untuk memperbesar bangunan masjid itu bisa memungkinkan beberapa baris jamaah ketika shalat dilangsungkan. Tidak hanya itu saja, harus diperhitungakan pula bahwa setiap jamaah memiliki ruang yang cukup untuk melakukan gerakan-gerakan shalat. Selain itu, disediakan cukup ruang
untuk lalu-lalang yang tentunya tidak mengganggu mereka yang sedang shalat.
Saat menambah luas masjid, sang arsitek juga sudah memperhitungkan bahwa bangunan masjid itu harus dibuat senyaman mungkin. Sehingga, orang-orang yang datang bisa dengan khusyuk beribadah. Desain bangunan harus bisa beradaptasi dengan temperatur negara Mali yang cenderung ekstrem, bahkan terkadang sangat panas.
Sang arsitek, Lassine Minta, menambahkan halaman pada areal masjid untuk mengakomodasi situasi ketika jamaah terlalu padat. Selain itu, untuk mangatasi hawa panas, beberapa kipas angin elektrik dipasang di beberapa bagian di masjid. Namun, terkadang suasana menjadi sangat gerah pada waktu-waktu tertentu dan kipas angin tidak bisa meredakan kegerahan itu. Solusinya, Lassine Minta membuat ventilasi serta jendela-jendela besar.
Kini, masjid tersebut memiliki luas sekitar 726 meter persegi. Perluasan itu merupakan usaha selama 25 tahun, mulai dari 1948 sampai 1972. Rekonstruksi pada masjid itu meliputi bangunan utamanya dan menambahkan bangunan lain yang terpisah dengan bangunan utama. Bangunan seluas 140 meter persegi itu difungsikan sebagai tempat shalat jamaah wanita. Kemudian, dibuat pula bangunan yang memungkinkan bagi pengelola masjid untuk tinggal, dan disediakan juga gudang untuk menaruh barang-barang keperluan perawatan masjid. Corak material bangunan Masjid Raya Niono terbilang sangat khas dan mengikuti pola bangunan yang sudah ada di daerah tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Karmidi, andi spd mpd.2008.sejarah afrika.pekanbaru.penerbit cendikia insani
mazkurb.blogspot.com/2013/02/jejak-islam-di-mali.html