SISTEM PENDIDIKAN DI NEGARA KERAJAAN KAMBOJA


Setyawati/S.P/015B

Sistem pendidikan pada Negara Kamboja tidak jauh system pendidikan di Perancis, yaitu sekolah-sekolah didirikan oleh kaum agama. Kamboja yang luasnya 181.000 km dan memiliki iklim yang sama dengan Negara Indonesia, yakni iklim tropis.
Sistem Pendidikan yang ada di Kamboja pada garis besarnya terdiri dari tiga macam, yaitu :
  1. Sistem Pendidikan Rakyat.
  2. Pendidikan Agama Budha.
  3. Pendidikan Pribadi.
Sistem Pendidikan Rakyat
Pendidikan trdisional di Kamboja berdasarkan pada pendidikan setempat yang diajarkan oleh para guru-guru agama. Para pelajara diharuskan menghafalkan pelajaran-pelajaran agama budha. Selama masa pendudukan Perancis system pendidikan menganut system pendidikan Perancis, selain dari pada pendidikan tradisional.

Pada tahun 1931 M di Kamboja hanya terdapat tujuh orang yang belajar di Sekolah Tinggi, dana pada tahun 1936 M hanya terdapat sekitar 50.000 hingga 60.000 anak yang mendaftar belajar di sekolah dasar. Dari awal abad 20 sampai tahun 1975 M system pendidikan yang dilaksanakan adalah pendidikan rakyat serta pendidikan yang ada di Negara Perancis. System pendidikan ini terdiri dari tiga tingkatan, yaitu:
1)      Sekolah Dasar.
2)      Sekolah Lanjutan
3)      Sekolah Tinggi
4)      Sekolah pribadi.
Pendidikan rakyat ini dibawah naungan hukum Kementerian Pendidikan, yang menggunakan control penuh melebihi system yang ada, yaitu seperti membuat silabi sendiri, menyewa dan membayar guru-guru, menyiapkan persediaan dan membentuk pengawasan-pengawasan sekolah. Seorang pengawas di sekolah dasar haruslah memiliki wibawa, dan para pengawas kini pun ada di setiap provinsi. Komite Kebudayaan pun berada dibawah tanggung Kementerian Pendidikan yang memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan dan memperkaya bahasa Kamboja.
Pendidikan Dasar dibagi dalam dua bagian dengan tiga tahun setiap bagiannya. Keberhasilan menyelasaikan pendidikan pada setiap bagian-bagiannya akan mendapatkan sertifikat pengakuan. Kurkulum Sekolah Dasar di Kamboja terdiri dari : aritmatika, sejarah, etika, kewarganegaraan, wajib militer, geografi, kesehatan, bahasa, dan ilmu pengetahuan, ditambah pendidikan psikologi dan buku pedoman kerja.
Bahasa Perancis diajarakan di tahun kedua. Bahasa Khmer diajarkan dibagian peratama sekolah dasar, dan bahasa Perancis dibagian kedua sekolah dasar, diawal tahun 1970-an.
Bahasa Khmer digunakan lebih luas lagi hingga bagian kedua darin sekolah dasar. Ditahun 1980, pendidikan dasar dimulai dari tingkat satu hingga tingkat empat.
Sekolah lanjutan juga dibagi dalam dua bagian, tiga tahun untuk lanjutan dan setahunnya dipersiapkan sebelum Perguruan Tinggi. Untuk menyelasaikan tingkatan harus menyelasaikan pelajaran secara sebagian-sebagian (berangsur). Untuk menyelasaikan yang pertama dua tahun dalam dua bagian, dan pelajar akan menyelasaikan sebagian pelajarannya, sehingga menjadi sarjana muda (BA), dan dilanjutkan dengan penyelasaian akhir dengan ujian serupa yang telah mereka lewati untuk sarjana lengkapnya.
Kurikulum lanjutan di Kamboja serupa dengan kurikulum lanjutan yang ada di Perancis. Dimulai pada tahun 1967, toga tahun terakhir dari sekolah lanjutan dibagi dalam tiga penyelesaian yang didalamnya mengandung tiga pelajaran pokok, yaitu :
  1. Pelajaran Matematika dan Biologi.
  2. Pertanian.
  3. Biologi.
Di akhir tahun 1960-an dan awal tahun 1970-an, pendidikan kota lebih menekan pada pendidikan teknik. Dalam IRK pendidikan lanjutan dikurangi enam tahun.
Pendidikan tinggi tertinggal dari pendidika dasar dan lanjutan hingga akhir tahun 1950-an. Di akhir tahun 1950-an, pendidikan tinggi terdapat 250 mahasiswa. Mahasiswa banyak belajar di Perancis, tetapi setelah Kamboja mendapatkan kebebasannya, mahasiswa yang belajar Universitas bertambah banyak dan mereka belajar di Amerika Serikat, Kanada, China, Uni Soviet dan Jerman Barat.
Yang paling banyak adalah belajar di universitas Phnom Penh, mendekati 4.570 mahasiswa dan 730 mahasiswi yang ada dalam delapan fakultas :
  1. Sekretaris dan Kemasyarakatan.
  2. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
  3. Hukum dan Ekonomi.
  4. Kedoteran.
  5. Farmasi.
  6. Ilmu Perdagangan.
  7. Pelatihan Guru
  8. Pelatihan Tinggi Guru.
Banyak universitas yang dibuka diberbagai provinsi yang ada seperti provinsi Kampong Cham, Takev, Batdambang, dan di Phnom Penh sendiri. Tetapi pada tahun 1970, tiga provinsi yang mengadakan universitas tersebut tutp karena peperangan dan ditutup hingga waktu yang tidak ditentukan.
Selama rezim Khmer merah berkuasa di Kamboja, pendidikan mengalami kehancuran dan hampir tidak ada, setelah hamper dua decade rakyat Kamboja dapat membaca dan menulis. Setelah diambil alih oleh Khmer Merah mulai banyak yang buta huruf kembali. Sekolah-sekolah ditutup, dan pendidikan rakyat mati. Ditahun 1970 lebih kurang 20.000 guru yang tinggal di Kamboja, kemudian hanya ada sekitar 5.000 orang guru saja dalam sepuluh tahun terahir. Hamper 90% guru-guru mati terbunuh didalam kekuasaan rezim Khmer Merah. Hanya sekitar 725 pengajar di universitas, 2.300 guru pada sekolah lanjutan, dan sekitar 21.311 guru pada sekolah dasar yang dapat mempertahankan nyawanya pada masa kekuasaan rezim Khmer Merah. Setelah kekuatan Khmer pergi dari Kamboja sitem pendidikan mulai dibangun kembali dari awal atau dasar, karena tidak ada sama sekali. Buta huruf yang terjadi di Kamboja pun melebihi daripada 40% dan anak-anak yang berusia dibawah 14 tahun pun banyak yang kurang memiliki dasar pendidikan.
Pendidikan mulai dibangun secara perlahan dan pasti, dan dibangun oleh kekuasaan PRK. Dalam tahun 1986 mulai dibangun pendidikan tinggi. Fakultas Kedokteran dan Farmasi dibuka pada tahun 1980, Fakultas pertanian mulai berpoerasi pada tahun 1985, Institut Bahasa yang terdiri dari bahasa Vietnam, Jerman, Rusia, dan Spanyol. Fakultas Perdagangan mulai dibuka pada tahun 1979 dan juga Fakultas Pendidikan Vickeri menyatakan bahwa pemerintah dan masyarakat mulai antusias terhadap pendidikan dan pertama lebih diprioritaskan pada tahun 1984 akhir mulai diajarkan bahasa asing.
Martin menggambarkan tentang pendidikan yang dibangun PRK dasarnya menutup diri dari system pendidikan di Vietnam, tetapi mulai menemukan titik temu untuk sekolah dasar dan sekolah lanjutan yang mulai berubah dari secara langsung mencontoh seperti system pendidikan di Vietnam. Dalam kekuasaan PRK, pendidikan dasar masih ada hingga kelas enam, dan tingkat pendidikan lanjutan hingga kelas tiga. Martin juga manuliskan, tidak setiap anak dan pemuda dapat sekolah karena sekolah hanya ada di kota kecil sedangkan di pinggiran kota masih membutuhkan sekolah serupa. Masyarakat buruh biasanya membayar 25 riel perbulan untuk membiayai anak-anaknya sekolah, dan ada juga yang mencapai hingga 150 riel.
Pendidikan Agama Budha
Sebelum Perancis mengadopsi sistem pendidikannya, pengajar agama Budha sudah ada yang diajarkan oleh para rahib dari kuil yang langsung sebagai gurunya. Para rahib yang menjadi guru tersebut sangat menghormati fungsi pendidikan seperti doktrin yang diajarkan dalam Budha dan sejarah yang ada tanpa memandang untung dan ruginya. Dalam dalam pendidikan ini para pemuda dan pemudi tidak diizinkan belajar didalam lembaga-lembaga yang kecuali untuk membaca, menulis bahasa Khmer, dan mengikuti pengajaran dasar dalam ajaran Budha.
Tahun 1933, sistem pendidikan lanjutan untuk murid baru diciptakan dengan system pengajaran agama Budha. Seperti sekolah-sekolah di Pali menyediakan tiga tahun untuk menguasai perangkat pendidikan untuk duduk dan diterima di universitas agama Budha Phnom Penh.
Adapun kurikulum agama Budha ini terdiri dari pelajaran yang didapat di Pali, doktrin Budha, dan Khmer. Selain itu didapat pula matematika, sejarah kamboja, geografi, ilmu pengetahuan, kesehatan, kewarganegaraan, pertanian. Ajaran Budha ini berada pada Kementerian Agama.
Hamper 600 sekolah dasar Budha, dengan murid lebih dari 10.000 siswa dan 800 rahib sebagai gurunya, dan ini berakhir hingga tahun 1962. Dalam tingkatan ini siswanya meneruskan belajarnya ke universitas Preah Sihanouk Raj Buddist yang dibangun pada tahun 1959.
Institute agama Budha mulai mengadakan penelitian dan riset di perpustakaan Royal yang dibangun tahun 1930. Banyak cerita di Kamboja yang terkenal, diantaranya adalah kisah Tripitaka yang melengkapi koleksi ajaran agama Budha itu sendiri, yang diterjemahkan dalam bahasa Khmer. Tidak ada informasi yang akurat yang dapat kita lihat tentang kuil Budha ni hingga pada tahun 1987.

Pendidikan Pribadi
Untuk membagi jumlah populasi pendatang di kamboja, pendidikan pribadi memgang peranan yang penting dalam tahun-tahun sebelum komunis keluar dari Kamboja. Bebrapa sekolah pribadi itu mulai beroperasi dan dilakukan oleh etnik atau penduduk beragama minoritas. Penduduk minoritas seperti berkebangsaan China, Vietnam, Eropa, Roma Katolik, dan kaum Muslim, mereka mengajarkan pengajaran bahasa, kebudayaan, dan agama mereka.
Sekolah lainnya yang mereka dirikan juga menyiapkan pendidikan bagi penduduk pribumi. Kehadiran beberapa sekolah pribadi tersebut, khususnya yang berada di Phnom Penh dan peserta yang belajar tentunya banyak dari pendatang dan kebanyakan masih family.
Sistem pendidikan pribadi ini terdiri dari sekolah-sekolah bahasa China, sekolah-sekolah bahasa Perancis, sekolah-sekolah bahasa Inggris, sekolah-sekolah bahasa Khmer. Siswa yang belajar di sekolah-sekolah ini mulai berkembang dari sekitar 32.000 orang pada tahun 1960 menjadi 53.500 orang pada tahun 1970, dan keluaran sekolah ini ada sekitar 19.000 orang setiap periodenya.

DAFTAR PUSTAKA

Mukti Ali, Sistem Pendidikan di Kamboja, 2000, Makalah di Seminarkan pada Mata  Kuliah Perbandingan Pendidikan Pasca Sarjana IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 4 Desember 2000, hal.1

Hall, D.G.E. (1999) . Sejarah Asia Tenggara.Surabaya : Usaha Nasional

Chandler, D. (1996). A History of Cambodia.Colorado : Westview, Inc.



No comments:

Post a Comment