REVOLUSI AMERIKA DAN PEMBENTUKAN NEGARA AMERIKA SERIKAT



MONICA LAWRENCE SIBUEA/017B/PIS

            Revolusi Amerika adalah perubahan secara cepat dan mendasar yang berpengaruh terhadap masyarakat luas dalam segala sektor kehidupan. Revolusi Amerika merupakan buah kemenangan peperangan antara para kolonis terhadap pemerintah kolonial Inggris. Revolusi Amerika bukan suatu pemberontakan kaum proletariat, namun revolusi ini dipimpin oleh kaum ningrat Whig yang mencari kebebasan dari tekanan-tekanan politik dan konomis yang dipaksakan oleh pemerintah Kerajaan Inggris. Revolusi Amerika tidak saling menghadapkan kelas dengan kelas dan menolak untuk menyesuaikan diri dengan pola yang dianut Marxisme, namun revolusi ini mengerahkan segenap tenaga patriotik dari segenap kelas dan golongan-golongan ekonomis.


1. Latar Belakang Revolusi Amerika
   a. Sebab Umum
            Tradisi sebagai orang merdeka dimiliki para kolonis Amerika yang diwarisi sejak Raja Inggris memberikan royal charter kepada London Company maupun Plymounth Company dengan diberi kebebasan menyelenggarakan pemerintahan sendiri. Perkembangan penduduk koloni yang meningkat secara signifikan antara 1688-1750, yakni mencapai 1.600.000 orang. Aspek ini tentu berdampak terhadap motivasi masyarakat koloni untuk berjuang dalam rangka memperjuangkan hak-haknya. Adanya jumlah orang yang banyak artinya berpotensi untuk memaksimalkan mobilisasi massa [1]
            Pemerintahan Kerajaan Inggris sampai 1763 belum merumuskan garis politik yang tegas bagi daerah-daerah koloni yang menjadi miliknya. Hal ini karena pemerintahan Kerajaan Inggris berpegang pada pandangan mentah kepada negeri induk dan tidak menyainginya dalam pembuatan barang. Akan tetapi garis kebijakan ini dilaksanakan dengan buruk dan koloni-koloni tidak pernah menganggap diri mereka sendiri lebih sebagai negara atau anggota persemakmuran seperti juga Inggris yang hanya memiliki hubungan longgar dengan para pejabat di London. Tidak adanya garis tegas politik pemerintah pemerintahan Kerajaan Inggris terhadap koloni-koloni di Amerika, dan hanya menjadikan tanah koloni di Amerika Utara untuk mengabdikan diri kepada sistem perekonomian merkantilis melalui penyediaan bahan-bahan komoditas kepada Inggris untuk dijual di pasaran Eropa.
            Pengawasan terhadap tanah  jajahan koloni oleh gubernur koloni sebagai kepanjangan tangan Raja Inggris yang tidak efektif karena para kolonis mampu untuk membuat gubernur tidak berdaya sebab sesuai peraturan, para gubernur tidak memperoleh pendapatan selain dari bahan perwakilan. Kemenangan Inggris terhadap Prancis dalam Perang Tujuh Tahun ( 1756- 1763 ).[2] Adapun aturan-aturan yang dibuat oleh Inggris yaitu Inggris mengangkat gubernur-gubernur untuk untuk memimpin setiap koloni. Selain itu adanya peraturan bahwa penduduk koloni wajib menjual dan membeli barang-barang Inggris. Namun pada perang Tujuh Tahun ini menyebabkan utang Inggris menjadi besar. Dengan usaha untuk menutup utang tersebut maka dilaksanakan  Undang-Undang Perdagangan ( Undang-Undang Gula tahun 1764, Undang-Undang Meterai tahun 1765 ), namun di tolak penduduk koloni dengan alasan penetapan pajak tersebut tidak melalui perwakilan ( no tax without representative). Selain itu, kaum kolonis menentang Undang-undang paksaan kendati mereka tetap mengakui Raja Inggris. Pelaksanaan undang-undang itu sendiri ternyata menimbulkan kekacauan. Seringkali para pemungut pajak dikeroyok habis-habisan oleh kaum ko lonis. Akibatnya, pada tahun 1770 Inngris menempatkan pasukan untuk mengawal para petugas pemungut pajak.
   b.Sebab Khusus
            Pemicu meletusnya Revolusi Amerika adalah inseiden Kapal Teh di Boston tahun 1774 . Pada tahun 1774 berlabuh 3 kapal Inggris yang memuat teh untuk para kolonis di Amerika. Pada malam harinya muatan yang berisi teh dibuang ke laut oleh orang-orang Amerika yang menyebabkan kemarahan di pihak orang Indian suku Mohawk. Hal inilah yang menimbulkan kemarahan Amerika dipihak pemerintahan Inggris sehingga terjadi revolusi.[3]

2. Jalannya Revolusi
            Dengan adanya peristiwa teh di Boston, George III bertekad untuk menundukkan Massachusetts dengan kekuatan senjata. Rakyat koloni tidak menghiraukan tuntutan dan ancaman Inggris. Pada awal Desember 1774, tiga belas negara koloni mengadakan pertemuan di Philadelphia ( yang kemudian dikenal dengan Kongres Kontinental I) untuk menentukan langkah dalam menghadapi Inggris. Peristiwa ini merupakan pertama kalinya bagi ketiga belas koloni di Amerika untuk bersatu dan saling bekerja sama. Kongres Kontinental I menghasilkan pernyataan yang pada dasarnya rakyat koloni di Amerika tetap setia kepada raja Inggris ddan menuntut kebijaksanaan agar memulihkan hubungan baik antara daerah koloni dengan negara induk Inggris. [4]
            Sementara itu, telah terjadi pertempuran antara pasukan Inggris dengan rakyat koloni. Pertemuan pertama meletus di Lexington, kemudian menjalar ke Concord dan Boston. Inggris menolak tuntutan warga koloni, dengan adanya The Boston Tea Party dan tuntutan tanah koloni dianggap sebagai tanda dimulainya suatu pemberontakan . Pemerintah Inggris segera memperrbesar jumlah pasukannya di Amerika. Sejak itulah kaum koloni Amerika yakin bahwa jalan damai untuk menuntut hak-haknya sebagai orang Inggris tidak mungkin tercapai.
            Dalam Kongres Kontinental II tahun 1775 di Philadelphia, para wakil dari ketiga belass koloni sepakat untuk memerdekakan diri. Akhirnya, pada tanggal 4 Juli 1776 dicanangkan Declaration of Independence sebagai alasan untuk memisahkan diri dari negeri induk Inggris. Nakah tersebut disusun oleh panitia kecil beranggotakan lima orang yaitu Thomas Jefferson, Benyamin Franklin, Roger Sherman, Robert Livingstone dan John Adams. Tanggal 4 Juli 1776 ditandatangani Declaration of Independence dan dijadikan Hari Kemerdekaan Amerika.
            Berangkat dari landasan kebebasan pribadi yang mendapatkan dukungan dari masyarakat umum di Amerika, Deklarasi Kemerdekaan sebagai manifestasi dari Revolusi Amerika mengilhami semangat perjuangan bangsa Amerika. Revolusi Amerika juga mengilhami banyak bangsa-bangsa di dunia dalam memerdekakan diri dan menentang penindasan di dunia.[5]

3.Perang Kemerdekaan
            Sejak dicanagkan Declaration of Independence 1776, arah tujuan Amerika menjadi jelas. Mereka berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan. Jika pada tanggal 4 Juli 1776 dibuat sebuah neraca perimbangan kekuatan militer, maka akan tampak jelas bahwa komandan-komandan Inggris di Amerika mempunyai kelebihan berupa pasukan yang cukup besar dengan segala perlengkapannya, trlatih, dan disiplin. Selain itu, fasilitas dan sumber-sumber yang lain terutama sumber keuangan jauh lebih besar dari pada koloni Amerika.
            Kelebihan yangdimiliki kaum koloni yaitu mereka berperang di wilayahnya sendiri. Selain itu, merreka juga telah menapatkan pengalaman perang dalam Perang Laut Tujuh Tahun melawan Prancis. Dlam hal ini, George Washington memperlihatkan sifat-sifat kepemimpinan yang tak ada bandingnya. Oleh karena itu mereka selalu dapat memukul mundur pasukan Inggris. Titik kemenangan kaum koloni dimulai tahun 1777, ketika Jendral Burgoyne beserta anak buahnya menyerah di Saratoga tanggal 17 Oktober 1777. Kekalahan Inggris menjadi pukulan dan menurunkan martabat. Bnyaknya bantuan kepada Amerika untuk membantu perjuangan rakyat Amerika.[6]
            Dengan mengalirnya bantuan dari daratan Eropa, terutama dari pihak prnacis di bawah pimpinan Marwuis de Lafayette, mempercepat kemenangan di Amerika. Pada tanggal 19 Oktober 1781 pasukan Inggris di bawah pimpinan Lord Cornwallis menyerah di Yorktown. Peristiwa ini benar-benar merupakan pukulan yang berat bagi Inggris. Perang kemerdekaan ini akhirnya dimenangkan oleh Amerika dan diakhiri dengan Perdamaian Paris tahun 1783 yang isinya Inggris mengakui kemerdekaan Amerika.

4.Pembentukan Negara Amerika Serikat
            Sejak zaman kolonnial telah terdapat benih-benih perbedaan yang akan menimbulkam perselisihan di antara warga koloni. Perbedaan ini berdasarkan pada faktor geografis, dimana daerah Utara merupakan kawassan industri dan daerah Selatan merupakan kawasan agraris. Dengan demikian, upaya untuk membentuk pemerintahan yang menakup semua koloni sangat sulit.
            Penduduk daerah Selatan dibawah pimpinan Thomas Jefferson menghendaki bentuk pemerintahannya yang demokratis. Mereka menghendaki sistem desentralisasi ,maksudnya pemerintahan yang kuat harus ada di setiap negara bagian. Mereka menolak pemerintahan pusat yang kuat. Sebaliknya, penduduk daerah utara di bawah pimpinan Alexander Hmilton menghendaki bentuk pemerintah Aristokrat, dengan kriteris well born, rich, and wise. Mereka menghendaki sistem sentralisasi, maksudnya pemerintah yang kuat harus ada di pusat bukannya di setiap negara bagian.
            Adanya perbedaan antara utara dan selatan inilah yang menyebabkan sulitnya untuk menyusun bentuk pemerintahan bagi negara yang baru merdeka. Walaupun demikian, Dickinson ( ketua panitia perumus Undang-undang Dasar yang dibentuk dalam Kongres Kontinental II ) berusaha untuk menyusun UUD yang menjadi dassar bagi kehidupan pemerintahan ketiga belas negara bagian.
            Hasil kerja Dicknison inilah yang kemudian di kenal dengan nama Artical of Confederation yang secara resmi diterima oleh ketiga belas negara bagian pada tahun 1781. Berdasarkan UUD tersebut, negara Amerika berbentuk federal/serikat negara. Dalam hal ini kekuasaan negara federal amat terbatas. Pemerintah Pusat tidak mempunyai hak untuk berhubungan langsung dengan rakyat dan tidak mempunyai hak untuk memungut pajak. Kekuasaan pemeritahan pusat yang minim itu hanya terbatas pada masalah politik luar negri. Akibatnya, pemerintah Amerika menghadapi banyak kesulitan.
            Oleh karena itu, pada tahun 1787 diadakan Kongres Kontinental III di Philadelphia. Kongres ini bertujuan untuk meninjau kembali atau meratifikasi Artical of Confederation dan membentuk UUD yang baru yang lebih sesuai. Kongres Kontinental III akhirnya berhasil membentuk UUD baru yang menjadi dasar berdirinya Negara Serikat. Dengan demikian, berdasarkan UUD 1787 terbentukalah Negara Serikat dengan nama United State of Amerika (USA).
            Berdasarkan UUD baru ini, Pemerintah Pusat memegang urusan penting, seperti keuangan, pertahanan, dan politik luar negri sedangkan hal-hal lainnya tetap di pegang oleh ketiga belass negara bagian. Parlemen Amerika yaitu Congress yang terdiri atas dua badan yakni Senate dan House of Representative. Sebagai Presiden Amerika Serikat yang pertama ialah George Washington dan Wakil Presiden John Adams.


Daftar Pustaka
Krisnadi, IG. 2015. Sejarah Amerika Serikat . Jakarta: Ombak
Grag Wood dan  Richard Hofstadter. 2004. Garis Besar Sejarah Amerika. Jakarta: Departemen Luar Negri Amerika Serikat
Suyamti  dan Listiyani. 2013. Sejarah 2 untuk SMA/MA Kelas XI IPS . Sidoarjo:Masmedia
Kurnia Anwar dan Mohammad Suryana. 2000. IPS SEJARAH Untuk Kelas 2 Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama .  Jakarta: Yudistira

Fathoni,Ahmad. "Revolusi Amerika : Latar Belakang, Proses Revolusi & Dampaknya" . 4 Januari 2017. http://www.zonasiswa.com/2015/07/revolusi-amerika-latar-belakang-proses.html



[1] IG.Krisnadi, "Sejarah Amerika Serikat",( Jakarta: Ombak,2015) , hlm 217
[2] Dr.Wood Grag & Dr.Richard Hofstadter, "Garis Besar Sejarah Amerika", Terjemahan oleh Yusi A.Pareanom, (Jakarta: Departemen Luar Negri Amerika Serikat,2004 ), hlm 79
[3] Suyamti & Listiyani, "Sejarah 2 untuk SMA/MA Kelas XI IPS" (Sidoarjo:Masmedia,2013), hlm 214
[4] Suyamti & Listiyani, "Sejarah 2 untuk SMA/MA Kelas XI IPS" (Sidoarjo:Masmedia,2013), hlm 214-215
[5] Ahmad Fathoni, "Revolusi Amerika:Latar Belakang, Proses Revolusi & Dampaknya", diakses dari http://www.zonasiswa.com/2015/07/revolusi-amerika-latar-belakang-proses.html , pada tanggal 4 Januari 2017 pukul 17:03
[6] Drs.Anwar Kurnia & Drs.H.Mohammad Suryana, "IPS SEJARAH Untuk Kelas 2 Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama", (Jakarta: Yudistira, 2000),hlm 63

No comments:

Post a Comment